10 oktober 1962...
hari ini, engkau dilahirkan ke dunia. Sama seperti yang lain, engkau hanya manusia biasa. Hingga akhirnya Tuhan memilih mu untuk mendampingiku di dunia ini. Aku hanya sebuah kanvas kosong yang tidak tahu dari mana memulai suatu titik. Lalu, engkau pun menyibak titik-titik warna di kanvas ku. Hingga aku pun tahu gradasi warna kehidupan ini. Hingga sekarang pun, engkau masih menyibak celah-celah sudut titik di kanvasku untuk ku torehkan warna. Dengan hatimu, kau mulai mengajari arti sebuah kanvas dan gradasi-gradasi warna kehidupan di kanvasku. Selama ini aku selalu berusaha menorehkan sebanyak-banyaknya warna di kanvas mu tapi, pada akhirnya aku pun sadar bahwa, tidak setitik warna pun yang bisa membalas dari warna yang kau torehkan di kanvasku. Hingga aku memahami satu hal. Ini bukan tentang siapa yang paling banyak menorehkan warna di kanvas seseorang. Ini tentang seseorang yang dengan hatinya mampu menyibakan titik-titik warna di kanvas yang kosong. Aku tahu bahwa, Tuhan selalu memegang kanvasku dan membuat titik-titik warna untuk ku torehkan. Begitupun tentang engkau yang dipilih Tuhan untuk Mendampingiku di kolong langit ini, karena Tuhan tahu hanya hatimu lah yang bisa menyibak titik-titik warna di kanvasku yang kosong.
Selamat hari kelahiran mu, ibu. Terimakasih telah menyibak titik-titik warna di kanvasku dan mengajari arti sebuah gradasi warna kehidupan ini. Akan ku cari celah-celah titik kanvasmu agar bisa ku torehkan warna-warni kehidupan ini.
hari ini, engkau dilahirkan ke dunia. Sama seperti yang lain, engkau hanya manusia biasa. Hingga akhirnya Tuhan memilih mu untuk mendampingiku di dunia ini. Aku hanya sebuah kanvas kosong yang tidak tahu dari mana memulai suatu titik. Lalu, engkau pun menyibak titik-titik warna di kanvas ku. Hingga aku pun tahu gradasi warna kehidupan ini. Hingga sekarang pun, engkau masih menyibak celah-celah sudut titik di kanvasku untuk ku torehkan warna. Dengan hatimu, kau mulai mengajari arti sebuah kanvas dan gradasi-gradasi warna kehidupan di kanvasku. Selama ini aku selalu berusaha menorehkan sebanyak-banyaknya warna di kanvas mu tapi, pada akhirnya aku pun sadar bahwa, tidak setitik warna pun yang bisa membalas dari warna yang kau torehkan di kanvasku. Hingga aku memahami satu hal. Ini bukan tentang siapa yang paling banyak menorehkan warna di kanvas seseorang. Ini tentang seseorang yang dengan hatinya mampu menyibakan titik-titik warna di kanvas yang kosong. Aku tahu bahwa, Tuhan selalu memegang kanvasku dan membuat titik-titik warna untuk ku torehkan. Begitupun tentang engkau yang dipilih Tuhan untuk Mendampingiku di kolong langit ini, karena Tuhan tahu hanya hatimu lah yang bisa menyibak titik-titik warna di kanvasku yang kosong.
Selamat hari kelahiran mu, ibu. Terimakasih telah menyibak titik-titik warna di kanvasku dan mengajari arti sebuah gradasi warna kehidupan ini. Akan ku cari celah-celah titik kanvasmu agar bisa ku torehkan warna-warni kehidupan ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar