Rabu, 03 Juli 2013

samudra ini luas, arungilah!

suasana kampus yang begitu sejuk, masih terlihat ramai lalu lalang mahasiwa-mahasiswi yang sedang istirahat setelah selesai jam kuliah. Tiba-tiba pevita serta beberapa temannya dikejutkan dengan kehadiran seorang pria..

"maafin aku" dengan tampang memelas "maafin aku, pev. Aku gatau harus bilang apa, selain kata maaf"
"....."
"pev.."
"apa yang kamu cari sebenarnya nino?"
"aku mau minta maaf sama kamu"
"kalo soal itu, aku udah maafin. Karena aku gak ngebiarin rasa sakit itu berkerak di hati aku"
"aku ga mau kita putus, aku tau aku salah. Aku udh selingkuh di belakang kamu"
"......."
"aku mau kita, kembali seperti dulu"
"nino, aku yang dulu sudah tidak ada"
"maksut kamu?"
"kamu mau aku yang dulu, sedangkan partikel-partikel perasaan aku ke kamu saat ini sudah mulai terkikis"
"aku janji aku akan berubah, perasaan kamu juga akan muncul lagi seiring dengan kita bersama lagi, aku janji"
"sebenarnya apa yang kamu cari? Momentum-momentum yang kita lalui atau mencari kebahagian dirimu sendiri?"
"aku minta maaf sayang, aku mau mengulang saat-saat bahagia bersama mu"
"perjalanan hidup mungkin bisa diibaratkan seperti air, mengalir terus mengalir melewati celah-celah yang ada, diantara bebatuan. Kita ini arus, yang melewati bebatuan diantara aliran lain. kita tidak bisa melewati celah-celah batu itu lagi. Seperti kita saat ini. Kita tidak bisa mengulang momentum-momentum dahulu. Itu sudah menjadi kenangan sekarang"
"aku mau kita kembali sayang"
"mungkin saat ini arus kita sedang beriak, bergelombang, atau semakin deras seiring momentum yang sedang kita alami dan terpisah oleh celah satu batu yang sangat besar dan menghantam aliran arus kita"
"aku ingin mengalir bersama kamu lagi."
"sampai saat inipun kita masih mengalir, walaupun terpisahkan oleh celah-celah bebatuan. Tapi dikala itu, mengapa kamu terpaut oleh arus yang lain dan tidak seiring denganku lagi?"
"aku salah, aku minta maaf. Aku ingin kita kembali" sampai terisak nino mengucapkan kalimat itu.
"aku bukan hakim, yang bisa menentukan baik atau salah. Mungkin batu itu terlihat mempesona, dibanding batu-batu yang kita lewati"
sambil terisak nino memandang pevita dan berucap "aku memang egois, memaksa kamu untuk mengalir bersama ku"
"sudahlah sayang, saat ini aku ingin menenangkan riakan aliran ku, melewati celah-celah batu dengan damai dan bermuara di tempat yang indah"
"....."
"mungkin, suatu saat nanti, kita akan bertemu di muara-muara selanjutnya atau bahkan di celah-celah batu berikutnya. Samudra ini luas sayang, arungilah. Jangan meratap hanya karena kita tidak sealiran lagi. Karena kita tidak akan pernah tahu gelombang arus apa lagi yang akan muncul selanjutnya. Arungilah. "
"...."

pevita hanya tersenyum meninggalkan nino...