BULAN Muharram atau yang lebih dikenal masyarakat Jawa dengan nama bulan Syuro adalah bulan pertama dalam kalender hijriyah. Tahun ini bulan Muharram jatuh pada tanggal 05 November 2013. Bulan Muharram memiliki keagungan yang sangat tinggi dalam al-Qur’an dan as-Sunnah, bukanlah bulan yang mendatangkan bala (bencana) atau bulan sial, sebagaimana dipahami masyarakat awam.
Bulan ini adalah bulan di mana Allah muliakan dan Rasulullah serta para sahabatnya mengagungkannya. Sepatutnya juga kita mengagungkan bulan ini dengan meningkatkan ibadah dan amal shalih, baik secara kuantitas dan kualitas.
Sangat disayangkan sebagian kaum muslimin masih percaya dengan berbagi mitos tentang bulan suro. misalnya, masih banyak yang takut mengadakan acara pernikahan di bulan suro dengan alasan bisa mendatangkan sial, seperti perceraian, dililit utang, atau yang lain. ada yang takut bepergian jauh di bulan suro dengan alasan bisa mendatangkan sial, seperti kecelakan, kematian, kerugian, atau yang lain. mereka menunda aktivitasnya ke bulan yang lainnya.
Keutamaan Bulan Muharram
Nabi Muhammad Saw bersabda, "Ibadah puasa yang
paling baik setelah puasa Ramadan adalah berpuasa di bulan Muharram." Ibnu Abbas mengatakan, ketika Nabi Muhammad Saw
hijrah dari Makkah ke Madinah, beliau menjumpai orang-orang Yahudi di
Madinah biasa berpuasa pada tanggal 10 Muharram. Menurut orang-orang
Yahudi itu, tanggal 10 Muharram bertepatan dengan hari ketika Nabi Musa
dan pengikutnya diselamatkan dari kejaran bala tentara Firaun dengan melewati
Laut Merah, sementara Firaun dan tentaranya tewas tenggelam.
Mendengar hal ini, Nabi Muhammad Saw mengatakan,
"Kami lebih dekat hubungannya dengan Musa daripada kalian"
dan langsung menyarankan agar umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura.
Bahkan dalam sejumlah tradisi umat Islam, pada awalnya berpuasa pada
hari 'Asyura diwajibkan. Kemudian, puasa bulan Ramadhan-lah yang diwajibkan sementara
puasa pada hari 'Asyura disunahkan.
Dikisahkan bahwa Aisyah mengatakan, "Ketika
Rasullullah tiba di Madinah, ia berpuasa pada hari 'Asyura dan memerintahkan
umatnya untuk berpuasa. Tapi ketika puasa bulan Ramadhan menjadi puasa
wajib, kewajiban berpuasa itu dibatasi pada bulan Ramadhan saja dan
kewajiban puasa pada hari 'Asyura dihilangkan. Umat Islam boleh berpuasa
pada hari itu jika dia mau atau boleh juga tidak berpuasa, jika ia mau."
Namun, Rasulullah Saw biasa berpuasa pada hari 'Asyura bahkan setelah
melaksanakan puasa wajib di bulan Ramadhan.
Beberapa hadits menyarankan agar puasa hari 'Asyura
diikuti oleh puasa satu hari sebelum atau sesudah puasa hari 'Asyura.
Alasannya, seperti diungkapkan oleh Nabi Muhammad Saw, orang Yahudi
hanya berpuasa pada hari 'Asyura saja dan Rasulullah ingin membedakan
puasa umat Islam dengan puasa orang Yahudi. Oleh sebab itu ia
menyarankan umat Islam berpuasa pada hari 'Asyura ditambah puasa satu
hari sebelumnya atau satu hari sesudahnya (tanggal 9 dan 10 Muharram
atau tanggal 10 dan 11 Muharram).
Selain berpuasa, umat Islam disarankan untuk banyak
bersedekah dan menyediakan lebih banyak makanan untuk keluarganya pada
10 Muharram. Tradisi ini memang tidak disebutkan dalam hadist, namun
ulama seperti Baihaqi dan Ibnu Hibban menyatakan bahwa hal itu boleh
dilakukan. di Indonesia, 10 muharram disebutkan sebagai hari anak yatim, dimana pada hari itu baik sekali untuk menyisihkan sebagaian rezeki kepada anak yatim. :)
dilakukan. di Indonesia, 10 muharram disebutkan sebagai hari anak yatim, dimana pada hari itu baik sekali untuk menyisihkan sebagaian rezeki kepada anak yatim. :)
mari kita lebih baik di bulan ini, insyaallah :)