Minggu, 15 Desember 2013

Apakah Indonesia masih belum produktif?



produktif dalam ekonomi dapat diartikan sebagai berkerjanya sumber-sumber ekonomi yang ada secara sinergis. Lalu muncul pertanyaan dalam benak saya, mengapa di Indonesia SDA dan SDM yang melimpah tidak dapat berjalan sinergis. contohnya kegiatan-kegiatan impor produk, yg semestinya bisa dipenuhi secara sendiri seperti kebutuhan pangan. Aneh ya? Padahal zaman dahulu kita disebut Negara agraris, yakni Negara pertanian. Tapi untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri saja harus impor dari Negara lain -.- 

hmmm, udah pernah denger atau tahu kalau Indonesia impor batik senilai 285 milyar, dan itu udah terjadi dari dulu. Sekarang produk-produk Indonesia di pasaran makin kepencet sama produk impor, ngga heran kalo para pengusaha/UMKM gulung tikar. Tapi ga sepenuhnya yang disalahkan adanya produk-produk impor yang membanjiri pasar. Mungkin dari situ kita bisa baca kekurangan Negara kita, kurangnya daya saing dan terlalu manja dengan SDA yang ada.   

Pernah tau sistem pertanian vertical di Singapore? Di Singapura, tanah merupakan aset yang sangat berharga. Sebuah negara kecil dengan luas hanya 710 km persegi menjadi rumah bagi 5 juta orang. Tidak mengherankan apabila Singapura terkenal dengan bangunan yang menjulang tinggi. Di sebuah pulau dengan kepadatan yang tinggi, dimana 93% makanan adalah impor, ide untuk membuat lahan pertanian di negara ini dapat dikatakan hampir tidak mungkin untuk dilakukan. Sebaliknya kalau di Indonesia masih banyak tanah yang dibiarkan menganggur. Kalo ada pekarangan disekitar rumah, buat nanem aja.  Namun, seorang pengusaha mengatakan bahwa dia mampu memproduksi lima kali lebih banyak sayuran pertanian di pusat kota. Berkat teknik pertaniannya yang bisa dikatakan radikal, lahan pertanian kota milik Jack Ng mampu menghasilkan 1 ton sayuran segar setiap harinya, menyediakan makanan bagi warga kota Singapura yang diproduksi secara lokal bahkan ekspor di berbagai negara. Sky Greens didukung oleh pemerintah Singapura karena memungkinkan negara dengan luas wilayah yang kecil menjadi mandiri akan sumber pangan. Jack Ng percaya bahwa sistem pertaniannya dapat diadopsi di seluruh dunia, terutama di Asia Tenggara. Yang wilayah yang kecil aja bisa kek gitu, masa wilayah yang gede ngga bisa?

 Kadang saya sendiri bngung dan jadi mikir, mungkin Indonesia penduduknya terlalu banyak jadinya riweh dan terlalu-sangat-sangat besar jadinya kurang tergali potensinya. Karena SDM tidak diimbangi SDA. Solusinya adalah peningkatan mutu SDM di Indonesia melalui pendidikan. Pemerintah juga sudah melakukan wajib belajar 9 tahun, namun sayangnya tidak meratanya dana tersebut didistribusikan belum lagi dikorup oleh para penjabat. Musti gimana Indonesia ini, dosen saya pernah berkata “ SDM dan SDA berlimpah. negara yang luas, harusnya Indonesia bisa menjadi Amerika ke-2” mungkinkah ?