dear my geminai, ismi.
Mi, Saya masih di persimpangan jalan dan kehilangan arah lagi. Ingin berbelok ke kiri, namun jalan tersebut banyak batu kerikil dan serangga-serangga kecil bahkan ada binatang melata. Ingin berbelok ke kanan, banyak anjing yang suka menggonggong dan jumlahnya sangat banyak mi! Riuh dan pengang saya mendengar suaranya. Uuhhh. Ingin terus lurus, tapi jalananya sungguh terjal. Ada jurang, lumpur hidup dan semak-semak belukar. Aaaaa Saya takut, jika sudah melewati jalan-jalan tersebut, namun akan berakhir sia-sia. Dan saya pun tidak mau tetap berdiri disini. Sedangkan, dibelakang sana ada kedua orang tua saya, sedang menunggu sambil berdoa yang terbaik untuk saya. Tentu saja saya tidak ingin mengecewakan mereka dengan penantian yang sia-sia. Saya bingung dan takut mi. Perasaan saya sesak dan muak berjalan sendiri dan berdiri mematung seperti orang bodoh di persimpangan jalan ini. Apa yang harus saya lakukan, my geminai? Belok kiri, saya takut hewan melata
dan serangga-serangga tersebut. jika belok kanan banyak anjing yang suka menggong gong seperti sedang ingin memangsa sesuatu. Namun jika lurus, apakah saya sanggup melawati jurang, lumpur hidup atau semak-semak yang melilit mi?
Sepertinya cukup segitu dulu saja keluh-kesah saya kepadamu mi. Semoga kamu cepat membalas dan memberi arahan, karena saya tidak mau berdiri mematung di persimpangan jalan ini yang terlihat seperti orang bodoh.
Your geminai, isma.
Mi, Saya masih di persimpangan jalan dan kehilangan arah lagi. Ingin berbelok ke kiri, namun jalan tersebut banyak batu kerikil dan serangga-serangga kecil bahkan ada binatang melata. Ingin berbelok ke kanan, banyak anjing yang suka menggonggong dan jumlahnya sangat banyak mi! Riuh dan pengang saya mendengar suaranya. Uuhhh. Ingin terus lurus, tapi jalananya sungguh terjal. Ada jurang, lumpur hidup dan semak-semak belukar. Aaaaa Saya takut, jika sudah melewati jalan-jalan tersebut, namun akan berakhir sia-sia. Dan saya pun tidak mau tetap berdiri disini. Sedangkan, dibelakang sana ada kedua orang tua saya, sedang menunggu sambil berdoa yang terbaik untuk saya. Tentu saja saya tidak ingin mengecewakan mereka dengan penantian yang sia-sia. Saya bingung dan takut mi. Perasaan saya sesak dan muak berjalan sendiri dan berdiri mematung seperti orang bodoh di persimpangan jalan ini. Apa yang harus saya lakukan, my geminai? Belok kiri, saya takut hewan melata
dan serangga-serangga tersebut. jika belok kanan banyak anjing yang suka menggong gong seperti sedang ingin memangsa sesuatu. Namun jika lurus, apakah saya sanggup melawati jurang, lumpur hidup atau semak-semak yang melilit mi?
Sepertinya cukup segitu dulu saja keluh-kesah saya kepadamu mi. Semoga kamu cepat membalas dan memberi arahan, karena saya tidak mau berdiri mematung di persimpangan jalan ini yang terlihat seperti orang bodoh.
Your geminai, isma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar